Dan Aku

     Aku lah senja diujung mega. Mencoba tunjukkan pada dunia bahwa aku baik saja. Berusaha memalsukan segala luka-luka yang kudapat karena teriknya siang, dan segala kelu yang kudapat dari malam. Mengelokkan diri sendiri agar terlihat cukup megah untuk diterbangi burung camar. Mengawetkan jingganya agar tak habis cara untuk membuat oranglain percaya bahwa aku lah primadona kala mentari tenggelam, padahal aku hanyalah rapuhan-rapuhan awan yang meluruh bersama terbenamnya sang penguasa siang.

     Aku lah senja ditepian pantai. seakan bersatu pada ombak, padahal bersua-pun tak pernah. Seakan bercumbu dengan burung camar, padahal tak pernah mencinta. Ya, biarlah oranglain membuat ceritanya sendiri tentang aku. Membuat judul sendiri atas apa-apa yang telah kulalui. Menentukkan sendiri akhir dan kesimpulan dari setiap perjalanan yang kulalui. Bukankah itu memang pekerjaan tiap manusia? menilai oranglain sesukanya tanpa tau yang sebenarnya. Memuji dan menghujat dalam waktu yang bersamaan. Bermuka dua dan seakan paling berjasa agar dipuji dan mendapat tahta.
Aku lah senja yang kau puja-puja. Yang kau nanti-nanti kala petang datang. Warna Ungu ataukah jingga, akan melebur bersama merah. Kau nikmati dan kau habiskan bersama yang kau cinta. Kau abadikan lalu kau pamerkan kepada malam.
     Dan pada akhirnya, aku adalah aku. Bayangan tak terlihat kala dunia lebih tinggi dari pada kepalaku. Upik abu yang kau anggap belagu kala dunia sedang dibawah kakiku. Berhentilah berbicara tentang keadilan, karna dunia tak akan pernah adil. Berhentilah menuntut keadilan, karna tak semua yang kau tuntut harus kau terima secara utuh. Beryukurlah atas setiap penyesalan, luka, dan ketidak adilan yang ada. Dengan begitu, kau akan tau indahnya senja walaupun kala malam.

Comments

Popular Posts