Hanyut
Fajar menyingsing perlahan
Menyibakkan lelap para pemimpi dan pecinta
Wahai mentari, Berkenanlah dirimu untuk melihatku
Melihatku yang sedang jatuh dan melayang bergantian
Menyeringai bodoh mengetahui aku yang mampu terlena dan terpanah cinta dalam semalam
Bahkan kamu pun tau, tak mudah untukku memberi rasa dan menyajikan cinta
ya, lelaki itu yang mampu menciptakan senyum diakhir tangisku
Menyajikan dekapan hangat di akhir kerapuhanku
Serta belaian harapan disela-sela keputus asaanku
Tak mungkin rasanya bila aku menghardik cinta bodoh ini terus menerus
Bukan, Ini bukan cinta bodoh
Hanya perasaan yang belum memiliki nama
perasaan yang belum memiliki makna
Namun berarti lebih dari sekedar kata
Perasaan bodoh ini belum pantas terjuluk cinta
Berlebihan saja jika baru kemaren kita menyesap hujan bersama, lalu cinta merayap lekat pada dinding-dinding hati
Perlu waktu bagi senja untuk terbenam
Perlu waktu pula bagiku (bagi kita) untuk menyelami perasaan masing-masing
Lembayung senja terbenam erotis kedalam lautan
Tertelan malam, tertikam gelombang
Penasaran pula ternyata sisa sinarnya tentang kita
Tentang kamu yang datang tanpa permisi
Tentangmu yang singgah tanpa mengetuk pintu
Dan tentangmu yang membenahi hatiku sedemikian indah
Ah, kamu
Lagi lagi kamu
Ini berbahaya, aku telah terlanjur hanyut dalam sungai cintamu
Terlanjur tertambat pada tepian jurang hatimu
Bilapun aku nanti akan tenggelam mati didalamnya
atau Jatuh mengenaskan pada luka-nya, setidaknya aku masih mampu mencintaimu disela sesak sesak menjijikkan ini
ya, kubiarkan kita menikmatinya
cumbuan rindu yang dipaparkan bintang
rayuan magis dari sang penguasa malam
wahai hati yang harusnya menjadikanku ratu didalamnya, izinkan aku berbenah hati
Agar tak sirna bayangmu dalam dekapku
Comments
Post a Comment